Powered By Blogger

Minggu, 21 November 2010

Kemanakah harga diri sebuah bangsa?


Presiden Geram Mengetahui Nasib Sumiati

Selasa, 16 November 2010 14:56 WIB

Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono geram mengetahui kasus penyiksaan yang menimpa Sumiati binti Salan Mustafa, tenaga kerja asal Dompu, Nusa Tenggara Barat, di Arab Saudi.

"Saya ingin ada tim ke Arab Saudi untuk memastikan yang Sumiati mendapatkan mendapatkan perawatan dan pengobatan yang terbaik," kata Presiden dalam rapat kabinet terbatas di Jakarta, siang tadi.

Menurut Presiden, hukum harus ditegakkan. "Saya sudah instruksikan kepada Menteri Luar Negeri untuk menangani masalah ini dengan sangat serius," tegas Presiden.

Nasib Sumiati memang tragis. Alih-alih menangguk banyak riyal, perempuan ini justru disiksa habis-habisan oleh majikannya, Khaled.

Bukan sekali dua kali Sumiati dihajar. Apalagi setelah mengetahui Sumiati tak bisa berbahasa Arab maupun Inggris. Terakhir, bibir perempuan yang bekerja di keluarga Khaled sejak 23 Juli 2010, itu digunting sang majikan.

Sumiati kini dirawat intensif di Rumah Sakit Raja Fahd, Arab Saudi. Menurut Anies Hidayah dari LSM Migran Care, perlakuan yang menimpa Sumiati termasuk pelanggaran hak asasi manusia.

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar berjanji memanggil PJTKI yang memberangkatkan Sumiati. Dia juga akan menuntut Khaled bertanggung jawab atas kasus ini.(ICH)


My comment :

Saya mengklasifikasikan kasus ini dalam kasus pelecehan harga diri bangsa kita. Kasus semacam ini memang bukanlah yang pertama, puluhan bahkan ratusan kasus serupa telah banyak terjadi di berbagai belahan dunia menyangkut kasus pelecehan negara lain terhadap warga negara indonesia.

Malaysia adalah salah satu contoh negara yang sering berlaku arogan di perbatasan, Saudi Arabia telah tertulis oleh zaman sebagai negara yang seringkali melakukakan tindak kekerasan terhadap TKI disana. Menyusul kemudian adalah Australia yang sering bersinggungan dengan masalah perbatasan laut. Belum lagi ditambah kasus penjarahan hasil laut kita oleh kapal2 berbendera bangsa lain. Semestinya hanya Tuhan yang tahu seberapa sering bangsa ini dianiaya.

Tidak bisa tidak, kasus ini seharusnya ditangani langsung oleh presiden sebagai penyeru utama dan penjaga harga diri bangsa di mata dunia.

Sayangnya presiden yang kita miliki saat ini adalah SBY yang tak paham betul betapa kasus semacam ini telah melukai sebagian besar warga Indonesia. Kenapa ia masih harus melimpahkan kasus ini kepada menteri luar negeri?

Oh Tuhan!! prosedural memang penting. Tapi ini sungguh keterlaluan, SBY seperti hanya berbasa-basi dan manis di bibir. Demi Tuhan, saya merindukan seorang pemimpin yang menyeru dengan lantang kepada dunia betapa harga diri bangsa ini tidak bisa diinjak-injak begitu saja.

SBY sebagai kapasitasnya sebagai presiden sudah sewajarnya bertemu langsung dengan Raja Saudi Arabia secara lantang dan jantan. Agaknya hal sedserhana semacam itu pun tak mampu ia lakukan karena kecilnya nyali yang dia miliki.

3 komentar:

  1. memang sepertinya kita salah pilih presiden..orang yg sejak masih jd prajurit aktif selalu ragu2 dalam bertindak sehingga tdk pernah diangkat jadi panglima militer..koq sekarang malah diangkat jadi presiden yg notabene tugas dan tanggung jawabnya jauh lebih besar dan perlu ketegasan dalam bertindak

    BalasHapus
  2. ya begitulah kesalahan bangsa ini memilihnya...

    BalasHapus
  3. blog-mu koq provocative proactive banget bos..

    BalasHapus